Simalungun, Metro24.co.id – PT Perkebunan Nusantara (PTPN ) 4 terancam merugi. Miliaran rupiah dianggarkan untuk perawatan tanaman kelapa sawit, namun tidak diimbangi dengan kinerja maksimal, Selasa (24/10) sekira jam 10.00 WIB.
Pasalnya ratusan kawanan hewan peliharaan jenis lembu bebas berkeliaran di areal PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 4 Kebun unit group III Dolok Ilir, merusak tanaman muda kelapa sawit.
Informasi yang dihimpun, bebasnya hewan peliharaan jenis lembu tersebut disinyalir akibat kurangnya pengawasan dan terkesan tutup mata oleh manajemen Kebun unit group III Dolok Ilir Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun.
Ironisnya, kawanan hewan peliharaan jenis lembu yang dapat membawa bakteri/virus dan rusak tanaman kelapa sawit, disebut setiap hari berkeliaran mengkonsumsi merusak pelepah tanaman muda itu, berkeliaran hanya hitungan meter dari kompleks emplasemen perkantoran manajemen Kebun unit group III Dolok Ilir Kabupaten Simalungun, Rabu (4/10) sekira jam 14.00 WIB kemarin.
Selain merusak unsur hara tanah tanaman juga merusak daun muda tanaman ulang. Mamalia/herbivora itu juga dapat menularkan virus Ganoderma merusak pertumbuhan tanaman menjadi terganggu dan akhirnya terserang virus dan bakteri sehingga hasil panen terancam gagal. Kalaupun ada tidak maksimal, sehingga PTPN 4 berpotensi mengalami kerugian miliaran rupiah sebab hasil panen nantinya tak sesuai dengan capaian produksi.
Sementara itu menurut keterangan beberapa warga sekitar mengatakan pihak manajemen selama ini terkesan tidak perduli dengan keberadaan kawanan hewan peliharaan jenis lembu diarea Kebun unit group III Dolok Ilir.
“Itu belum seberapa. Sudah pemandangan biasa kawanan hewan peliharaan jenis lembu di areal Kebun unit group III Dolok Ilir itu. Itu baru sebagiannya terutama diareal tanaman ulang,” katanya memperlihatkan kawanan hewan ternak lembu peliharaan diarea Kebun Unit Group III Dolok Ilir.
Sayangnya sampai saat ini Kabag Tanaman PTPN 4 Irvan Faisal ketika dikonfirmasi melalui Manajer Kebun unit Group III Dolok Ilir Ima Sulastri belum dapat dimintai penjelasan.
Penulis : Age