Metro24, Jakarta – Bagi banyak perempuan di seluruh dunia, kehilangan pasangan yang menyedihkan sering kali diikuti oleh perjuangan panjang untuk memperoleh hak-hak dasar dan mendapatkan penghargaan mereka yang layak, Jumat 20/05/24.
Dilansir dari United Nations, Jumat, 10 Mei 2024, ” Menyebut jumlah janda di seluruh dunia mencapai lebih dari 258 juta, para janda seringkali terpinggirkan, tidak mendapatkan dukungan, dan diabaikan dalam struktur sosial ” Red
Sejarah telah menunjukkan bahwa para janda sering kali kehilangan hak warisan dan aset mereka. Selain itu, diperlakukan secara tidak adil setelah pasangan mereka meninggal, sering kali diusir dari posisi mereka dan dihadapkan pada stigma dan diskriminasi yang ekstrim karena dianggap sebagai ‘pembawa’ penyakit.
Di seluruh dunia, perempuan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menerima pensiun hari tua dibandingkan laki-laki, sehingga kematian pasangan dapat menyebabkan kemiskinan bagi perempuan yang lebih tua.
Sejak tahun 2011, PBB memperingati tanggal 23 Juni sebagai Hari Janda Internasional (Resolusi A/RES/65/189) untuk menyoroti suara dan pengalaman para janda serta memberikan mereka dukungan unik yang mereka perlukan.
Saat ini, terdapat lebih banyak peluang untuk bertindak guna mencapai hak penuh dan pengakuan bagi para janda. Hal ini termasuk memberi mereka informasi tentang pembagian warisan, tanah, dan sumber daya produktif yang adil. pensiun dan jaminan sosial tidak hanya didasarkan pada status perkawinan; pekerjaan yang layak dan upah yang setara; dan kesempatan pendidikan dan pelatihan.
Memberdayakan para janda untuk menghidupi diri mereka sendiri dan keluarga mereka juga berarti mengatasi stigma sosial yang menciptakan eksklusi dan praktik-praktik diskriminatif atau merugikan Lalu, negara mana saja dengan janda terbanyak? Berikut 5 negara tersebut menurut berbagai sumber:
India
India mempunyai jumlah janda terbanyak tidak hanya di benua Asia namun juga di dunia. Pada tahun 2010, Loomba Foundation melaporkan terdapat 42,4 juta janda di India. Kemudian pada tahun 2015, jumlah janda di India meningkat menjadi 46,4 juta jiwa. Berkat indikator ini, India berhasil mengungguli Cina yang dulunya menjadi peringkat pertama.
Salah satu kota di India, Vrindavan, bahkan dikenal sebagai kota para janda. Julukan ini diberikan kepada kota yang dianggap suci oleh umat Hindu karena terdapat lebih dari 20.000 janda yang tinggal di Vrindavan. Kota di utara Uttar Pradesh ini juga memiliki banyak tempat penampungan janda, baik yang dikelola oleh pemerintah, LSM, dan perusahaan swasta.
Maladewa :
Maladewa menjadi negara di kawasan Asia Selatan dengan jumlah janda terbanyak di Asia. Di negara ini, angka perceraian mencapai 5,52 per 1000 penduduk, dengan jumlah penduduk lebih dari 500 ribu jiwa. Tingginya angka perceraian karena masyarakat Maladewa tidak menyukai hubungan fisik di luar nikah.
Namun pernikahan dan perceraian juga sangat mudah di negara kepulauan ini. Perubahan budaya yang terjadi saat ini di Maladewa menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka perceraian. Perempuan kini semakin mampu mengurus diri sendiri secara finansial, sehingga mereka bisa meninggalkan pernikahan yang dianggap gagal.
Taiwan :
Pada tahun 2018, tingkat perceraian di Taiwan adalah sekitar 2,3 per seribu penduduk. Jumlah ini cukup besar. Namun, tiga tahun kemudian, jumlahnya meningkat. Pada tahun 2021, tingkat perceraian di Taiwan meningkat menjadi 2,5 per 1.000 orang, dengan populasi lebih dari 23 juta jiwa.
Salah satu penyebab meningkatnya angka perceraian adalah berkurangnya faktor keuangan akibat pandemi Covid-19 yang turut menyebabkan menurunnya perekonomian masyarakat. Akibatnya, banyak perempuan Taiwan yang mengajukan gugatan cerai dan memilih menjadi janda.
Cina :
Karena jumlah penduduknya yang besar, angka perceraian di Cina juga cukup tinggi. Angka perceraian di Tanah Air diketahui terus meningkat setiap tahunnya. Baru-baru ini pada tahun 2015, Tiongkok memiliki jumlah janda tertinggi kedua di dunia. Pada tahun 2018, Tiongkok memiliki tingkat perceraian sebesar 3,2 per seribu penduduk dan populasi lebih dari satu miliar orang.
Kazakhstan :
Di Kazakhstan, dari lebih dari 19 juta penduduk, 4,6 orang pernah mengalami persidangan perceraian per seribu penduduk. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi kedua pada tahun 2020-21. Perceraian terjadi karena banyaknya perkawinan baru, namun perekonomian yang kuat tidak menyeimbangkan hal ini.
Indonesia :
Di Indonesia dengan jumlah janda mencapai 9,5 juta jiwa pada tahun 2015. Masih terbilang kecil dibandingkan jumlah perempuan menikah yang mencapai 103,8 juta. Angka ini tidak memiliki selisih cukup jauh jika dibandingkan dengan hasil survei tahun 2010, di mana Indonesia menduduki peringkat keempat dengan total janda 9,4 juta jiwa. (*)