SIANTAR,Metro24.co.id – Dokumen meter induk yang dibeli dari luar negeri diklaim PPK Perumda Tirtauli, Dorlim Pasaribu, telah dilengkapi. Dorlim Pasaribu ketika dikonfirmasi, Senin (27/11) oleh mistar.id mengaku pihaknya telah meminta dokumen yang dimaksud kepada perusahaan kontraktor PT Purda Chasea Nola Prana berdasarkan petunjuk DPRD Siantar.
“Sudah dilengkapi,” kata Dorlim.
Saat ini, lanjut dia, mereka masih melakukan tahap pemberkasan proyek yang bernilai Rp5 miliar tersebut sebelum dilakukan serah terima. “Masih dalam pemberkasan. Nanti kalau sudah final ku infokan,” ucapnya.
Sebelumnya, Plt Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirtauli, Arianto, melalui Kabag Humas Perumda Tirtauli, Jimmi Simatupang mengakui belum pernah melihat dokumen Certificate of Origin (COO) atau Sertifikat keaslian meter induk proyek yang menelan biaya Rp5 miliar lebih.
“Ya seharusnya ada itu. Seperti buku panduan lah, ketika kita membeli barang baru pasti ada itu,” ucapnya Kabag Humas Perumda Tirtauli, Jimmi Simatupang di temui diruang kerjanya.
Kabag Humas Perumda Tirtauli, Jimmi Simatupang ini juga berjanji akan mempertanyakan ke PPK pembangunan proyek meter induk Perumda Tirtauli tersebut.
Waktu itu Komisi II DPRD Siantar menggelar rapat dengar pendapat dengan Perumda Tirtauli, pada Rabu (15/11) kemarin. Awalnya para anggota dewan itu melakukan peninjauan lapangan ke sejumlah lokasi yang menjadi titik pembangunan meter induk Perumda Tirtauli.
Seusai dari lapangan, mereka menggelar RDP di ruang Komisi II di mana Perumda Tirtauli membacakan program yang telah dilakukan pada tahun 2023 serta rencana ke depan perusahaan tersebut.
Usai mendengarkan itu, Ketua Komisi II, Rini Silalahi mempertanyakan proyek pembangunan meter induk yang menelan biaya Rp5 miliar tersebut.
Politisi Partai Golkar itu meminta spesifikasi maupun dokumen-dokumen dari meter induk, baik yang dibeli dari dalam negeri maupun luar negeri.
Rini mempertanyakan dokumen Certificate of Origin (COO) atau Sertifikat Keaslian.
“Tadi sudah saya tanya sewaktu di lapangan, dijawab COO-nya ada. Tapi faktanya mana? Tidak ada COO di sini. Karena dokumen itu yang memastikan bahwa barang itu asli,” ucap Rini.
Sejumlah pegawai Perumda Tirtauli tampak heboh mencari dokumen tersebut. Namun hingga rapat usai, dokumen yang dimaksud tak kunjung diperlihatkan. “Nanti biar kami minta sama pihak ketiga-nya,” jawab Dorlim.
Namun, jawaban tersebut tidak memuaskan bagi Rini dan kawan-kawan. Rini mengaku sebelumnya telah mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan barang yang dibeli dari luar negeri.
“Loh tidak bisa. Itu harusnya sudah ada sewaktu barang datang. Karena akan dicek pihak bea cukai,” pungkasnya.
Ia pun meragukan keaslian barang tersebut. “Bisa jadi ini Aspal (Asli tapi palsu). Memang benar merek meter itu Siemens. Tapi bisa aja Siemens yang dibuat di dalam negeri,” timpalnya.
Penulis : Age